Senin, 07 Oktober 2013

DDST (Denver Development Screening Test)

KATA PENGANTAR


       Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga Kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
       Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
       Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.







                                                                           Pontianak,  09 september 2013




                                                                                            Penyusun




DAFTAR ISI



BAB I                        

                         PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

                   Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Sejak dahulu masalah perkembangan anak mendapat banyak perhatian. Berbagai tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Pada saaat ini berbagai metode deteksi dini untuk megetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat.
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembanagn anak karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
                   Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembanagan anak, tidak berarti bahwa diagnosa pasti dari kelaian tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat meberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.


B.     TUJUAN

Menjelaskan tentang pengkajian perkembangan anak.
tujuan khusus
a.       Agar mahasiswa mampu megetahui memahami DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
b.      Fungsi atau kegunaan DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
c.       Aspek yang dinilai DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
d.      Cara penilaian DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
e.       Interprestasi DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

C.    METODE PENULISAN

Adapun metode penulisan yang digunakan oleh penulis yaitu : studi kepustakaan dan internet.






BAB II                     

PEMBAHASAN

D.    DDST (Denver Development Screening Test)

1.      Definisi

DDST   adalah sebuah metode  pengkajian  yang digunakan  secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan  usia 0-6 tahun. DDST di gunakan untuk mendetaksi adanya masalah dalam perkembangan anak yang berat dan sebagai metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998). 
DDST terdiri dari item-item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia  anak mulai dari usia 0-6 tahun . item –item tersebut tersusun dalam formulir  khusus yang terbagi dalam 4 sektor yaitu :

a.       Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi

b.      Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah

c.       Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti menggunakan bahasa

d.      Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan melakukan gerakan otot besar lainnya.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam DDST
·         DDST bukan merupakan test IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau intelektual pada masa yang akan datang
·         DDST  tidak digunakan untuk menetapkan diagnosa , seoerti kesukaran belajar,gangguan bahasa , gangguan emosional dan sebagainya.
·         DDST di arahkan untuk membandingkan kemampuan dengan anak yang lain yang seusia , bukan sebagai pengganti  evaluasi diagnostik dan pemeriksaan fisik


2.      Fungsi  DDST

DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

3.    Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai

Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :

a.       Personal Social (Perilaku Sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1.      Menatap muka
2.      Membalas senyum pemeriksa
3.      Tersenyum spontan
4.      Mengamati tangannya
5.      Berusaha menggapai mainan
6.      Makan sendiri
7.      Tepuk tangan
8.      Menyatakan keinginan
9.      Daag-daag dengan tangan
10.  Main bola dengan pemeriksa
11.  Menirukan kegiatan
12.  Minum dengan cangkir
13.  Membantu di rumah
14.  Menggunakan sendok dan garpu
15.  Membuka pakaian
16.  Menyuapi boneka
17.  Memakai baju
18.  Gosok gigi dengan bantuan
19.  Cuci dan mengeringkan tangan
20.  Menyebut nama teman
21.  Memakai T-shirt
22.  Berpakaian tanpa bantuan
23.  Bermain ular tangga / kartu
24.  Gosok gigi tanpa bantuan
25.  Mengambil makan

b.       Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
11. Mengambil dua buah kubus
12. Memegang dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan 2 kubus
14. Menaruh kubus di cangkir
15. Mencoret-coret
16. Ambil manik-manik ditunjukkan
17. Menara dari 2 kubus
18. Menara dari 4 kubus
19. Menara dari 6 kubus
20. Meniru garis vertikal
21. Menara dari kubus
22. Menggoyangkan dari ibu jari
23. Mencontoh O
24. Menggambar dengan 3 bagian
25. Mencontoh (titik)
26. Memilih garis yang lebih panjang
27. Mencontoh ð  yang ditunjukkan
28. Menggambar orang 6 bagian
29. Mencontoh ð 

c.       Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
11. Kombinasi silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama spesifik
14. 1 kata
15. 2 kata
16. 3 kata
17. 6 kata
18. Menunjuk 2 gambar
19. Kombinasi kata
20.  menyebut 1 gambar
21. Menyebut bagian badan
22. Menunjuk 4 gambar
23. Bicara dengan dimengerti
24. Menyebut 4 gambar
25. Mengetahui 2 kegiatan
26. Mengerti 2 kata sifat
27. Menyebut satu warna
28. Kegunaan 2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara semua dimengerti
31. Mengerti 4 kata depan
32. Menyebut 4 warna
33. Mengartikan 6 kata
34. Mengetahui 3 kata sifat
35. Menghitung 6 kubus
36. Berlawanan 2
37. Mengartikan 7 kata

d.       Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan
11. Bangkit waktu berdiri
12. Bangkit terus duduk
13. Berdiri 2 detik
14. Berdiri sendiri
15. Membungkuk kemudian berdiri
16. Berjalan dengan baik
17. Berjalan dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan naik tangga
20. Menendang bola ke depan
21. Melompat
22. Melempar bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri satu kaki 1 detik
25. Berdiri satu kaki 2 detik
26. Melompat dengan satu kaki
27. Berdiri satu kaki 3 detik
28. Berdiri satu kaki 4 detik
29. Berjalan tumit ke jari kaki
30. Berdiri satu kaki 6 detik

4.    Cara penilaian 

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable). 



a.     Abnormal

·         Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
·         Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

e.       Meragukan

·         Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
·         Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

f.        Tidak dapat dites

·         Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

g.       Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

5.    Interpretasi Hasil

a.     Penilaian per item

·         Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari item sebelah kanan garis usia
·         Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
-                  Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah kanan garis usia
-                  Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah putih kotak ( 25%-75%)

·         Penilaian item P “peringatan” (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di daerah gelap kotak (75%-90%)

·         Penilaian item T “ terlambat” ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut di tunjukan untuk anak yang lebih muda
·          Penilaian item tak “ tak ada kesempatan “ (No Opurtunity). Niali ini di berikan jika anak mendapat skor “ tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba

h.       Penialaian keseluruhan test

·         Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal satu peringatan. Lakukan uji ulang pada pertemuan berikutnya
·         Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor “terlambat” dan dua atau lebih “ peringatan”di sebab kan oleh kegagalan bukan penolakan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test hasil berulang kali suspek dan tidak dapat di uji , lakukan konsultasi dengan seorang ahli
·         Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih skor “ terlambat” dan dua atau lebih “ peringtan “ di sebabkan oleh penolakan bukan kegagalan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian

E.     KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

1.      DEFINISI

Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Adapun tujuan dari KPSP adalah yaitu : Untuk mengetahui ada tidaknya hambatan dalam perkembangan anak.

2.      Fungsi KPSP

Untuk mengetahui perkembangan anak. KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan, gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.

3.      Aspek yang di nilai


4.      Cara penilaian KPSP

a.       Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b.      Menghitung jumlah jawaban Ya.
c.       Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal (N).
d.      Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai :
·         cara menghitung usia anak.
·         cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.
·         apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang dimaksudnya.
·         Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
                      Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut. 
e.       Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).

5.      Interpretasi Hasil KPSP

a.       Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)

b.      Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)

c.       Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S)

d.      Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

e.       Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).

f.       Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.




BAB III                  

PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA