KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga Kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul DDST
(Denver Development Screening Test) dan Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Pontianak, 09 september 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Formulir KPSP adalah
alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan. Sejak dahulu masalah perkembangan anak mendapat banyak
perhatian. Berbagai tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Pada saaat
ini berbagai metode deteksi dini untuk megetahui gangguan perkembangan anak
telah dibuat.
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembanagn anak karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembanagan anak, tidak berarti bahwa diagnosa pasti dari kelaian tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat meberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembanagn anak karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembanagan anak, tidak berarti bahwa diagnosa pasti dari kelaian tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat meberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
B.
TUJUAN
Menjelaskan tentang pengkajian perkembangan
anak.
tujuan khusus
tujuan khusus
a.
Agar mahasiswa mampu megetahui memahami
DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
b.
Fungsi atau kegunaan DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
c.
Aspek yang dinilai DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
d.
Cara penilaian DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
e.
Interprestasi DDST (Denver Development Screening Test) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
C. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang digunakan oleh
penulis yaitu : studi kepustakaan dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
D. DDST (Denver Development Screening Test)
1. Definisi
DDST adalah sebuah
metode pengkajian yang digunakan secara luas
untuk menilai kemajuan perkembangan usia 0-6 tahun. DDST di gunakan
untuk mendetaksi adanya masalah dalam perkembangan anak yang berat dan sebagai
metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih
lanjut.
DDST adalah salah satu metode screening
terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes
IQ. (Soetjiningsih, 1998).
DDST terdiri dari item-item tugas
perkembangan yang sesuai dengan usia
anak mulai dari usia 0-6 tahun . item –item tersebut tersusun dalam
formulir khusus yang terbagi dalam 4
sektor yaitu :
a. Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi
b. Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah
c. Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti menggunakan bahasa
d. Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan melakukan gerakan otot besar lainnya.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus
diperhatikan dalam DDST
·
DDST bukan merupakan test IQ
dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau intelektual pada masa yang akan
datang
·
DDST tidak digunakan untuk menetapkan diagnosa ,
seoerti kesukaran belajar,gangguan bahasa , gangguan emosional dan sebagainya.
·
DDST di arahkan untuk
membandingkan kemampuan dengan anak yang lain yang seusia , bukan sebagai
pengganti evaluasi diagnostik dan
pemeriksaan fisik
2. Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan
personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan
sampai 6 tahun.
3.
Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas
perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yang meliputi :
a.
Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:
1.
Menatap muka
2.
Membalas senyum pemeriksa
3.
Tersenyum spontan
4.
Mengamati tangannya
5.
Berusaha menggapai mainan
6.
Makan sendiri
7.
Tepuk tangan
8.
Menyatakan keinginan
9.
Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
11. Menirukan kegiatan
12. Minum dengan cangkir
13. Membantu di rumah
14. Menggunakan sendok dan garpu
15. Membuka pakaian
16. Menyuapi boneka
17. Memakai baju
18. Gosok gigi dengan bantuan
19. Cuci dan mengeringkan tangan
20. Menyebut nama teman
21. Memakai T-shirt
22. Berpakaian tanpa bantuan
23. Bermain ular tangga / kartu
24. Gosok gigi tanpa bantuan
25. Mengambil makan
b.
Fine Motor
Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
1. Mengikuti ke
garis tengah
2. Mengikuti
lewat garis tengah
3. Memegang
icik-icik
4. Mengikuti
1800
5. Mengamati
manik-manik
6. Tangan
bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari
benang
9. Menggaruk
manik-manik
10. Memindahkan
kubus
11. Mengambil
dua buah kubus
12. Memegang
dengan ibu jari dan jari
13. Membenturkan
2 kubus
14. Menaruh
kubus di cangkir
15. Mencoret-coret
16. Ambil
manik-manik ditunjukkan
17. Menara
dari 2 kubus
18. Menara
dari 4 kubus
19. Menara
dari 6 kubus
20. Meniru
garis vertikal
21. Menara
dari kubus
22. Menggoyangkan
dari ibu jari
23. Mencontoh
O
24. Menggambar
dengan 3 bagian
25. Mencontoh
(titik)
26. Memilih
garis yang lebih panjang
27. Mencontoh
ð yang ditunjukkan
28. Menggambar
orang 6 bagian
29. Mencontoh
ð
c.
Language (Bahasa)
Kemampuan
untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan yang meliputi :
1.
Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo
? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh
ke bunyi icik-icik
7. Menoleh
ke arah suara
8. Satu
silabel
9. Meniru
bunyi kata-kata
10. Papa/mama
tidak spesifik
11. Kombinasi
silabel
12. Mengoceh
13. Papa/mama
spesifik
14. 1
kata
15. 2
kata
16. 3
kata
17. 6
kata
18. Menunjuk
2 gambar
19. Kombinasi
kata
20.
menyebut 1 gambar
21. Menyebut
bagian badan
22. Menunjuk
4 gambar
23. Bicara
dengan dimengerti
24. Menyebut
4 gambar
25. Mengetahui
2 kegiatan
26. Mengerti
2 kata sifat
27. Menyebut
satu warna
28. Kegunaan
2 benda
29. Mengetahui
30. Bicara
semua dimengerti
31. Mengerti
4 kata depan
32. Menyebut
4 warna
33. Mengartikan
6 kata
34. Mengetahui
3 kata sifat
35. Menghitung
6 kubus
36. Berlawanan
2
37. Mengartikan
7 kata
d.
Gross Motor (Gerak Motorik
Kasar)
Aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:
1. Gerakan
seimbang
2. Mengangkat
kepala
3. Kepala
terangkat ke atas
4. Duduk
kepala tegak
5. Menumpu
badan pada kaki
6. Dada
terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit
kepala tegak
9. Duduk
tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa
pegangan
11. Bangkit waktu
berdiri
12. Bangkit
terus duduk
13. Berdiri
2 detik
14. Berdiri
sendiri
15. Membungkuk
kemudian berdiri
16. Berjalan
dengan baik
17. Berjalan
dengan mundur
18. Lari
19. Berjalan
naik tangga
20. Menendang
bola ke depan
21. Melompat
22. Melempar
bola, lengan ke atas
23. Loncat
24. Berdiri
satu kaki 1 detik
25. Berdiri
satu kaki 2 detik
26. Melompat
dengan satu kaki
27. Berdiri
satu kaki 3 detik
28. Berdiri
satu kaki 4 detik
29. Berjalan
tumit ke jari kaki
30. Berdiri
satu kaki 6 detik
4.
Cara
penilaian
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal
(Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No
Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang
memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu
dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F,
selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal,
abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).
a. Abnormal
·
Bila didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
·
Bila dalam 1 sektor atau lebih
didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
e.
Meragukan
·
Bila pada 1 sektor didapatkan 2
keterlambatan atau lebih.
·
Bila pada 1 sektor atau lebih
didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
f.
Tidak dapat dites
·
Apabila terjadi penolakan yang
menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
g.
Normal
Semua yang tidak
tercantum dalam kriteria tersebut di atas.
5.
Interpretasi Hasil
a. Penilaian per item
·
Penilaian item lebih (advance).
Nilai di berika apabila anak lulus dari item sebelah kanan garis usia
·
Penilaian Ok atau normal :
nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
-
Anak gagal atau menolak
melakukan tugas pada item di sebelah kanan garis usia
-
Anak lulus,gagal atau menolak
melakukan tugas pada item di derah putih kotak ( 25%-75%)
·
Penilaian item P “peringatan” (C=caution). Nilai ini
diberikan jika anak gagal atau menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui
garis usia di daerah gelap kotak (75%-90%)
·
Penilaian item T “ terlambat” (
D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau meolak melakukan tugas
untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut di tunjukan untuk
anak yang lebih muda
·
Penilaian item tak “ tak ada kesempatan “ (No Opurtunity). Niali ini
di berikan jika anak mendapat skor “ tak” atau tidak ada kesempatan untuk
mencoba
h.
Penialaian keseluruhan test
·
Normal : intepretasi ini di
berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal satu peringatan. Lakukan uji ulang
pada pertemuan berikutnya
·
Suspek : interpretasi ini di
berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor “terlambat” dan dua atau lebih “
peringatan”di sebab kan oleh kegagalan bukan penolakan. Lakukan uji ulang 1-2
minggu berikutnya . jika test hasil berulang kali suspek dan tidak dapat di uji
, lakukan konsultasi dengan seorang ahli
·
Tidak dapat di uji :
interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih skor “ terlambat” dan
dua atau lebih “ peringtan “ di sebabkan oleh penolakan bukan kegagalan.
Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian
E. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
1. DEFINISI
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Adapun tujuan dari KPSP adalah yaitu :
Untuk mengetahui ada tidaknya hambatan dalam perkembangan anak.
2. Fungsi KPSP
Untuk mengetahui
perkembangan anak. KPSP dapat dipakai
untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan, gangguan atau masalah dalam
perkembangan anak.
3. Aspek yang di nilai
4. Cara penilaian KPSP
a.
Meneliti
kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b.
Menghitung jumlah jawaban Ya.
c.
Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10
berarti anak yang diperiksa normal (N).
d.
Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka
perlu diteliti kembali mengenai :
·
cara menghitung usia anak.
·
cara memilih pertanyaan KPSP, apakah
sesuai dengan usia anak.
·
apakah jawaban orang tua/pengasuh anak
sesuai dengan yang dimaksudnya.
·
Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8,
tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah
jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut/dirujuk (TN).
Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan
dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.
e.
Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau
kurang, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
5.
Interpretasi Hasil KPSP
a. Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)
b. Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)
c. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S)
d.
Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
e.
Bila jawaban YA = 6 atau
kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
f. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA