I. Latar Belakang
Dulu sebagian orang jarang berpikir
secara kritis dalam mengambil sebuah keputusan dan menyelesaikan masalah. Namun
sekarang kita dituntut untuk berfikir secara krtis, terutama seorang perawat.
Seorang perawat harus bisa berpikir
kritis untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan dalam menangani pasien.
Berpikir kritis dengan cepat agar kita dapat mengambil keputusan dengan cepat
dan tepat serta melukukan tindakan yang cepat dan tepat pula.
Tapi masih ada perawat yang belum
berpikir secara kritis, sehingga masih ada tindakan yang tertunda dalam menangani
pasien. Oleh karena itu, perawat harus bisa secara cepat dan tepat.
a. Definisi
Berpikir kritis merupakan salah satu
proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem
konseptual siswa. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
pendidikansejak 1942.
Berpikir kritis juga merupakan
kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil
manakalah menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.
Berpikir
kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggun
jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Berfikir
kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip,
argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas ( Bandman dan
Bandman, 1988).
b.
KOMPONEN BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
¨
Pengetahuan
dasar spesifik dalam keperawatan
¨
Pengalaman
dalam keperawatan
¨
Kompetensi
berpikir kritis
-
Kompetensi
umum
-
Kompetensi
khusus dalam situasi klinik
-
Kompetensi
khusus dalam keperawatan
¨
Sikap
untuk berpikir kritis:
-
Percaya diri
|
-
Ketetapan hati
|
-
Mandiri
|
-
Kreativitas
|
-
Terbuka
|
-
Keingintahuan
|
-
Tanggung jawab
|
-
Integritas
|
-
Mengambil risiko
|
-
Rendah hati
|
-
Disiplin
|
¨ Standard untuk
berpikir kritis
-
Standard
Intelektual
-
Standard
profesional
Standard Intelektual:
·
Jelas
|
·
Logis
|
·
Tepat
|
·
Mendalam
|
·
Spesifik
|
·
Luas
|
·
Akurat
|
·
Lengkap
|
·
Relevan
|
·
Bermakna
|
·
Konsisten
|
·
Adekuat
|
·
Dapat dipercaya
|
·
Terbuka
|
Standard
Profesional:
·
Kriteria
etik untuk keputusan keperawatan
·
Kriteria
untuk evaluasi
·
Tanggung
jawab perofesional
c. Karakteristik Berpikir Kritis
1. Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka,menghargai sebuah kejujuran,respek
terhadap berbagai data dan pendapat, respak terhadap kejelasan dan ketelitihan,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda.
2. Kriteria
(criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria
atau patokan. Untuk sampai kearah sana maka harus menemukan sesuatu untuk
diputuskan atau dipercayai. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka
haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan
sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru, logika yang
konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3. Argumen
(argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi
oleh data-data.
4. Pertimbangan
atau pemikiran (reasoning)
Pertimbangan atau pemikiran adalah kemampuan untuk
merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi
kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan argumen.
5. Sudut
pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan
dunia ini yang akan menentukan konstruksi makna.
6. Prosedur
penerapa kriteria (procedurec for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan
prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
c. Tahapan Berpikir Kritis
·
Keterampilan
menganalisis
Keterampilan menanalisis merupakan suatu keterampilan
menguraikan sebuah struktur kedalam komponen-komponen agar mengetahuin
pengorganisasian struktur tersebut.
·
keterampilan
mensintesis
keerampilan mensintesis adalah keterampilan yang
berlawanan dengan keterampilan menganalisis.
·
Keterampilan
mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif
konsep kepada beberapa pengertian baru. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar
pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep kedalam permasalahan atau
ruang lingkup baru.
·
Keterampilan
menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran
manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan(kebenaran) yang dimilikinya, dapat
beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru lain.
·
Keterampilan
mengevaluasi atau menilai
Keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir
kognitif yang paling tinggi.
d. Aspek-aspek Berpikir Kritis
·
Clarity
(kejelasan)
Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika
pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat
atau relevan.
·
Accuracy
(keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat di
telusuri melalui pertanyaa: “apakah pertanyaan itu kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan?”, bagai mana cara mengecek kebenarannya?” pernyataan
dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, “pada
umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon”.
·
Precision
(ketepatan)
Ketepatan mengacu pada perincian data-data pendukung
yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek
ketepatan sebuah pernyataan.
·
Relevance
(relevansi,keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang
dikemukakan berhubungan dengan pernyataan yang diajukan. Bagaimana pun usaha
tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi,
usaha tidak relevan dengan ketetapan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.
·
Depth
(kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang
dirumuskan tertuju keada pertanyaan dengan kompleks.Misalnya terdapat ungkapan,
“Katakan tidak”.Ungkapan tersebut biasa di gunakan para remaja dalam rangka
penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup
jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut
dapat di tafsirkan dengan bermacam-macam.
·
Breadth
(keluasaan)
Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan
pertanyaan berikut ini. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau
argumen menurut pandangaan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja
dalam pernyataan yang diajukan.
·
Logic
(logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: apakah
pengertian telah di susun dengan konsep yang benar?.Ketika kita berfikir
dengan