Rabu, 22 Mei 2013

Berpikir kritis



I. Latar Belakang

Dulu sebagian orang jarang berpikir secara kritis dalam mengambil sebuah keputusan dan menyelesaikan masalah. Namun sekarang kita dituntut untuk berfikir secara krtis, terutama seorang perawat.

Seorang perawat harus bisa berpikir kritis untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan dalam menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat agar kita dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat serta melukukan tindakan yang cepat dan tepat pula.

Tapi masih ada perawat yang belum berpikir secara kritis, sehingga masih ada tindakan yang tertunda dalam menangani pasien. Oleh karena itu, perawat harus bisa secara cepat dan tepat.


a. Definisi
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikansejak 1942.
Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakalah menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggun jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Berfikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas ( Bandman dan Bandman, 1988).

b. KOMPONEN BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
¨      Pengetahuan dasar spesifik dalam keperawatan
¨      Pengalaman dalam keperawatan
¨      Kompetensi berpikir kritis
-          Kompetensi umum
-          Kompetensi khusus dalam situasi klinik
-          Kompetensi khusus dalam keperawatan
¨      Sikap untuk berpikir kritis:
-          Percaya diri
-          Ketetapan hati
-          Mandiri
-          Kreativitas
-          Terbuka
-          Keingintahuan
-          Tanggung jawab
-          Integritas
-          Mengambil risiko
-          Rendah hati
-          Disiplin

¨      Standard untuk berpikir kritis
-          Standard Intelektual
-          Standard profesional

Standard Intelektual:
·         Jelas
·         Logis
·         Tepat
·         Mendalam
·         Spesifik
·         Luas
·         Akurat
·         Lengkap
·         Relevan
·         Bermakna
·         Konsisten
·         Adekuat
·         Dapat dipercaya
·         Terbuka

Standard Profesional:
·         Kriteria etik untuk keputusan keperawatan
·         Kriteria untuk evaluasi
·         Tanggung jawab perofesional


c. Karakteristik Berpikir Kritis
1.      Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka,menghargai sebuah kejujuran,respek terhadap berbagai data dan pendapat, respak terhadap kejelasan dan ketelitihan, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda.
2.      Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai kearah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3.      Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.
4.      Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Pertimbangan atau pemikiran adalah kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan argumen.
5.      Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini yang akan menentukan konstruksi makna.
6.      Prosedur penerapa kriteria (procedurec for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.

c. Tahapan Berpikir Kritis
·         Keterampilan menganalisis
Keterampilan menanalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur kedalam komponen-komponen agar mengetahuin pengorganisasian struktur tersebut.
·        keterampilan mensintesis
keerampilan mensintesis adalah keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis.
·        Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep kedalam permasalahan atau ruang lingkup baru.
·        Keterampilan menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan(kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru lain.
·         Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.

d. Aspek-aspek Berpikir Kritis
·         Clarity (kejelasan)
Kejelasan merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan.

·         Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan)
Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat di telusuri melalui pertanyaa: “apakah pertanyaan itu kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan?”, bagai mana cara mengecek kebenarannya?” pernyataan dapat saja jelas, tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, “pada umumnya anjing berbobot lebih dari 300 pon”.

·         Precision (ketepatan)
Ketepatan mengacu pada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan.

·         Relevance (relevansi,keterkaitan)
Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pernyataan yang diajukan. Bagaimana pun usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut terjadi, usaha tidak relevan dengan ketetapan mereka dalam meningkatkan kemampuannya.

·         Depth (kedalaman)
Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju keada pertanyaan dengan kompleks.Misalnya terdapat ungkapan, “Katakan tidak”.Ungkapan tersebut biasa di gunakan para remaja dalam rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab ungkapan tersebut dapat di tafsirkan dengan bermacam-macam.

·         Breadth (keluasaan)
Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut pandangaan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam pernyataan yang diajukan.

·         Logic (logika)
Logika bertemali dengan hal-hal berikut: apakah pengertian telah di susun dengan konsep yang benar?.Ketika kita berfikir dengan 






Tidak ada komentar :

Posting Komentar